Sabtu, 29 Mei 2010

Rumah Minimalis di Jakarta Pusat





Perencanaan : Rumah Minimalis Dr. Risty
Lokasi : Jakarta Pusat

Rumah Dr. Risty akhirnya secara pra desain sudah kami selesaikan sesuai dengan permintaan Dr. Risty dan suaminya. Rumah yang berlokasi di Rajawali Selatan - Jakarta Pusat ini, bergaya arsitektur minimalis modern. Sesuai dengan keinginan Dr. Risty, rumah yang diharapkan nanti adalah rumah yang hemat energi dan ramah lingkungan sudah dapat kami wujudkan dalam sebuah desain.
saat ini team kami sedang mengembangkannya ke detail-detail rencana sehingga nanti pada saat pelaksanaan desain kami dapat diwujudkan lebih maksimal.

Rabu, 05 Mei 2010

Mengapa Harus Arsitek ?. (PART 2)


Judul diatas yang tepat seharusnya Why Architect? Part 2. Atau mengapa harus arsitek? (bagian 2). Karena kita sebetulnya punya bahasa Indonesia yang benar dan baku, yang tidak perlu lagi dicampur aduk dengan bahasa asing. Seperti Aku on the way ke tempat mu… atau Aku lunch dulu bersama my office friend di warteg sederhana ya… semua malah bias jadi lucu kalau dicampur2 seperti itu.
Okelah kalau begitu….

Sekarang kita lanjutkan bahasan tentang “Mengapa Harus Arsitek?” yang kemarin tertunda di bagian pertama, dan kita lanjutkan di bagian ke 2 ini dengan cerita sebuah email konsultasi yang berisikan keluhan mengenai rumahnya yang gelap dan pengap. Dari pembicaraan, kami memperoleh informasi bahwa beliau membangun atas dasar saran seorang tukang bangunan yang ahli di kampungnya di bidang membangun rumah.

Seperti yang pernah kami katakan di akhir paparan Part 1 (jiaahhh… bagian 1). Bahwa Tentu semua orang dapat merancang dan membangun rumah, tapi belum tentu rancangan rumah tersebut dapat menghasilkan sebuah bangunan yang baik, tepat dan nyaman untuk digunakan. Untuk mendapatkan sebuah rancangan rumah yang pertama kali perlu diketahui adalah dasar2 perencanaannya. Salah satu contohnya adalah, bagaimana membuat rumah dengan pola ruang yang atraktif, tapi tetap nyaman, atau rumah yang lega tanpa banyak dinding pembatas, atau bagaimana membuat rumah kecil namun tetap memberi kesan leluasa. Dengan beberapa contoh tersebut tentu pengolahan denah sebuah hunian atau tempat usaha harus menjadi sebuah perencanaan dasar untuk maju ke tahap berikutnya sehingga tahap berikutnya dari sebuah perancangan adalah menjadi pelengkap atau penyempurna dari sebuah desain.

Kami, dulu, secara sekilas, bercerita tentang bagaimana sulitnya kami saat mulai belajar membuat sebuah denah rumah kecil, seukuran rumah tipe 70. Bagaimana sulitnya kami harus berulang2 mengganti kertas saat membuat desain rumah tersebut, atau bagaimana menggigilnya kami disertai keringat dingin yang bercucuran saat harus berhadapan untuk presentasi dengan dosen senior yang sudah beruban dan rekan2 lain yang tidak hentinya membaca narasi serta membolak-balik kertas gambarnya sehingga kami bisa sempurna melakukan presentasi di depan dosen tersebut. Tapi tetap saja gebrakkan di meja kami peroleh, serta sentilan-sentilan pahit dari sang dosen saat kami tidak dapat menjelaskan maksud dari perencanaan tersebut. Ditambah lagi coretan spidol besar diatas kertas kami sebagai tanda revisi untuk gambar yang harus kami perbaiki, walaupun akhirnya kami lupa apa yang harus diperbaiki, karena kertas gambar kami sudah berubah menjadi warna hitam karena dipenuhi liukkan garis sang dosen. =))

Dibawah ini kami menampilkan sebuah desain yang tadi kami ceritakan dari salah seorang anggota MKDA. Nama dari peserta konsultasi tidak akan kami cantumkan, karena kami disini hanya ingin memberi gambaran mengenai arti pentingnya sebuah perencanaan dan perancangan dalam sebuah bangunan.

Seperti yang anda lihat dalam gambar tersebut, menurut anda apakah rumah tersebut dapat dibangun? Jawabannya tentu dapat. Apakah rumah tersebut nyaman untuk anda?, jawabannya bisa ya bisa tidak. Tapi untuk pemilik tentu saja, setelah bangunan selesai dibangun, rumah dirasakan tidak nyaman. Dan jika anda Tanya bagaimana menurut kami?. Kami tentu saja akan menjawab sedikit njelimet tapi kami usahakan tidak terlalu panjang sehingga tidak akan terlalu menjadi memusingkan =)). Maaf saya sedikit bercanda, supaya kita tetap santai menikmati bahasan ini.

Dari denah yang dikirimkan oleh rekan desain kami. Ada beberapa penilaian yang kami sampaikan kepada rekan kami tersebut, yaitu :
1. Ruang2 yang terbentuk akan terasa sempit di beberapa ruang. Seperti dapur, kamar pembantu dan ruang setrika serta ruang cuci, rg keluarga. Secara denah tentu terlihat mencukupi, tetapi setelah dibangun akan terasa sempitnya ruang yang terbentuk dalam rumah tersebut.
2. Tidak adanya cahaya yang masuk kedalam rumah, karena ruang2 yang terbentuk didalam rumah saling menutupi sehingga akses udara dan cahaya tidak dapat masuk kedalam rumah.
3. Taman di belakang kamar mandi di ruang utama tidak akan berfungsi dengan baik, karena taman tersebut nantinya akan tertutup oleh atap atau kantilever sehingga otomatis cahaya dan udara menjadi terbatas.
4. Dapur yang terletak dipojok belakang tidak mempunyai saluran pembuangan asap, tentu hal itu akan mengakibatkan efek yang fatal jika asap dan dari dapur tidak terbuang dengan baik ke luar rumah
5. Yang selanjutnya adalah bentuk atap, yang seringkali tak terfikirkan. Dengan denah yang ada seperti ini. Bentuk atap akan sangat menyulitkan, kecuali sebagian atap rumah dicor beton, sehingga tidak seluruhnya menggunakan atap, tentu hasilnya akan baik. Namun jika dana yang tersedia sangat terbatas, tampilan bangunan akan menjadi terlihat tidak nyaman bahkan aneh jika tidak didesain dengan baik dan cermat.

Apa yang kami kemukakan diatas, adalah untuk memberikan contoh bahwa desain yang dibuat oleh sendiri, tanpa bantuan arsitek, atau hanya dibuat oleh tukang tentu bisa menyebabkan banyak kekurangan dan banyak menimbulkan kendala. Kami tidak mengatakan bahwa layout yang dibuat sendiri akan menjadi jelek dari sisi tampilan fasad nantinya, karena ada banyak literatur yang dapat dilihat untuk dicontoh, namun akan lebih baik jika perencanaan dilakukan secara baik dan benar dan direncanakan secara matang sehingga desain dapat sebenar-benarnya dapat dilaksanakan pada saat pembangunan dilaksanakan tanpa harus bongkar pasang kembali.

to be continued.....